Aksiku

Perjuangan

My Family

Pendidikan

Buruh Migran

Perjalanan

Galery Video

» » Kedubes Malaysia Akan Dikepung Demonstran


Tanggal Media
Jumat, 27 April 2012
Media
Rakyat Merdeka
Wartawan / Penulis
Redaksi
Kategori
Hukum
Tone berita
-
Narasumber
KASUS hilangnya organ tubuh 3 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tewas di Malaysia mulai diselidiki polisi. Kemarin, dua dari tiga kuburan TKI itu dibongkar untuk keperluan otopsi.
Apa hasilnya? Polisi belum mengeluarkan keterangan resmi. Sementara, keluarga korban mendapati ada sejumlah organ tubuh hilang yakni mata, otak, jantung, dan ginjal.
Dua kuburan yang dibongkar itu adalah Herman T (28), dan Abdul Kadir Jaelani (25) yang terletak di Desa Peringgesela, Lombok Timur. Sementara, kuburan Mad Noor di Desa Pengadangan akan dibongkar hari ini.
Penggalian dua kuburan itu dilakukan sejakjam 7.15 pagi. Ratusan warga terlihat bejubel di sekitar pemakaman, menyaksikan proses penggalian dan otopsi. Puluhan polisi menjaga ketat lokasi pembongkaran. Area 15 meter di sekitar lokasi otopsi dilingkari garis polisi. Tempat autopsi ditutup pagar keliling dari karung.
Setelah penggalian, polisi mengizinkan keluarga dekat TKI seperti istri dan ayah kandung untuk melihat langsung kondisi jenazah. Usai melihat konsidi jenazah, keluarga terlihat berlinang air mata.
Otopsi melibatkan enam dokter forensik dari RS Bhayangkara Polda NTB dipimpin Kombes Pujiono. Sementara proses penyidikan dipimpin Direskrimum Polda NTB Kombes Hary Sudwijanto.
Kapolda NTB Brigjen Pol Arief Wachyunadi menyebut, hasil otopsi akan diberikan setelah semua jasad TKI itu diotopsi. "Kami masih akan menganalisa hasil otopsi itu baru kemudian disampaikan," ujarnya.
Keluarga korban punya versi sendiri setelah melihat kondisi jenazah. Bahwa memang ada organ tubuh yang hilang. H Maksum, ayah kandung Herman mengatakan, sesaat setelah penggalian, dia melihat jasad anaknya dalam kondisi sangat rusak.
"Di bagian otaknya ada plastik. Tangan dua-duannya dijahit, kaki dua-duanya dijatih. Bola matanya juga seperti tidak ada," ujarnya, tadi malam.
Maksum tidak bisa memastikan apakah ada organ yang hilang atau tidak di jasad anaknya. Namun, dia lihat organ bagian perut sangat acak-acakan. "Semuanya terpecah-pecah. Terbelah-be-lah. Tidak ada yang utuh," tuturnya.
Kata Maksum, di dalam perut jasad anaknya terlihat ada besi seperti gunting operasi tertinggal. "Saya tidak sempat ljhat, tapi kawan saya yang lihat bilang ada besi seperti gunting," tandasnya.
Kenyataan itu seperti membuktikan kecurigaan selama ini. Sejak awal dipulangkan, keluarga curiga karena ketiga TKI tewas itu mendapat jahitan di mata, jahitan melintang di dada dekat lengan kiri dan kanan, dan jahitan di bagian tengah perut secara vertikal dan horizontal.
Sementara itu, Kadiv Humas Mabes Polsi Irjen Pol Saud Usman Nasution menyatakan, dari hasil otopsi, Polri akan berdiskusi dengan pejabat yang berwenang di Malaysia. Jika hasil otopsi ada hasil yang mencurigakan, Polri akan mengecek ulang kepada pemerintah Malaysia. "Kalau ada organ yang diambil, nanti kami tindak lanjut," katanya.
Atas tewasnya tiga TKI ini, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Jumat besok, akan mengepung kantor Kedubes Malaysia untuk Indonesia di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. "Kami akan turun untuk mengepung kantor Kedubes Malaysia," ujar Ketua SBMI Nisma Abdullah, tadi malam.
Nimas belum bisa memastikan berapa jumlah massa yang akan turun. Namun, kata dia, semua komponen buruh migran sudah komitmen menuntut pemerintah Malaysia bertindak.
"Kalau pemerintah Malaysia tidak menindak polisi yang menembak tiga TKI itu dan rumah sakit yang melakukan autopsi, kami akan bertindak. Bagi kami, halal untuk membakar gedung Kedubes itu jika pemerintah Malaysia diam saja," ancamnya.
Nimas menyatakan, dugaan pencurian organ tubuh pada TKI bukan kali ini saja. Hal itu sudah terjadi sejak lama. Namun, karena tidak paham, masyarakat Mataram dan Bima tidak pernah mempermasalahkan.
"Karena tidak ada yang menuntut, pelaku pencurian itu asik-asik aja. Nah sekarang, kita harus bertindak. Pemerintah juga harus segera membuat surat ke Mahkamah Internasional atas tindakan polisi Malaysia yang menembak TKI secara semena-mena," tandasnya. usu

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.