![]() |
Ist |
Nisma: Dua Dibawah Umur, Dua Buta Huruf
SUMBAWA-Kepala Dinas Tenaga Kerja kabupaten Sumbawa Yahya Adam sedang melacak identitas CTKI yang menjadi korban penyekapan di Jakarta. Menurutnya, sampai saat ini, pihaknya belum mendapat informasi resmi dari lembaga Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) yang menangani kasus tersebut.
Menurutnya, perusahaan terakhir yang memberangkatkan CTKI adalah PT BH. ‘’Kita harus tahu dulu, siapa nama-nama CTKI tersebut untuk kemudian kita cocokkan dengan daftar nama di berita acara pemberangkatan PT BH,’’ ujarnya.
Ditemui di ruang kerjanya Sabtu lalu, Yahya Adam mengatakan, ketika mendengar informasi itu, pihaknya terus berusaha mencari tahu dengan pihak SBMI Jakarta. ‘’Kami mengetahui dari pemberitaan. Sampai sekarang kami terus mencari informasi apakah mereka berangkat melalui PT dari sini atau tidak,’’ ujar Yahya.
Melalui sambungan telepon dari Jakarta kemarin, Ketua Umum Dewan Pimpinan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Nisma Abdullah mengungkapkan, 25 CTKI asal NTB disekap di sebuah rumah kontrakan. Menurut Nisma, 19 CTKI asal Sumbawa dan 6 lainnya bersal dari Lombok. Kerjasama dengan kepolisian setempat, SBMI berhasil membebaskan CTKI tersebut awal pekan lalu.
Dari penelusuran SBMI, dari 25 CTKI tersebut, hanya 5 orang yang berangkat secara resmi sepengetahuan Disnaker. Namun demikian, dari lima orang tersebut, dua di antaranya adalah buta huruf. Salah seorang di antaranya adalah Nurhasanah dari Kecamatan Rhee. Selebihnya mereka diberangkatkan tanpa melalui Disnaker. Mereka hanya direkrut oleh DD sponsor di kecamatan Empang. Setelah itu diserahkan ke Tjd yang kemudian berhubungan langsung dengan PT BH.
Yang lebih parah, dua diantara CTKI tersebut adalah kakak beradik Asmilah dan Istikanah asal Desa Jemplung Kecamatan Tarano. Menurut Nisma, Keduanya masih di bawah umur. Istikanah sang kakak kelahiran tahun 1994. Nisma mengatakan, sudah meminta SBMI di daerah untuk melaporkan ke polisi terkait dugaan trafficking (penjualan orang) ini. ‘’Kami minta kepada Polres Sumbawa untuk mengusut tuntas dugaan trafficking ini sampai ke akarnya,’’ harap Nisma.
Sementara itu Kabid Tenaga kerja Hj Irin menyesalkan masih ada masyarakat yang berangkat diam-diam atau tanpa melalui perusahaan resmi yang diketahui Disnaker. Contoh lainnya, ada dua CTKI yang terindikasi dibawah umur, berhasil dipulangkan. Namun sekarang infformasinya mereka sudah berada di Jakarta lagi. ‘’Padahal kita sudah menyerahkan ke orang tuanya, tapi sekarang informasinya sudah berada di Jakarta lagi,’’ ujar Irin.
Ditambahkannya, pihaknya telah berusaha mensosialisasikan terkait ketenagakerjaan ke desa-desa. Untuk meminimalisir kasus rekayasa identitas, Hj Irin sepakat koordinasi lintas sector untuk mencegah rekayasa identitas para CTKI. Dia berharap penerbitan KTP agar dilampiri dengan ijazah asli.
Tidak ada komentar: