Aksiku

Perjuangan

My Family

Pendidikan

Buruh Migran

Perjalanan

Galery Video

» » LUKA HATI KAMI



Pengaruh hubungan Malaysia dengan Indonesia pada awalnya berangkat dari  pemahaman identitas keserumpunan, berasal dari kenyataan bahwa Malaysia merdeka setelah Indonesia yg dalam sejarahnya ada hubungan saling membantu, dan ada perasaan senasib sepenanggungan sebagai negeri yang sama2 terjajah.Kedua negara dikenal sebagai negara serumpun karena memiliki banyak kesamaan akar budaya, sejarah kerajaan, agama bahkan keturunan. sehingga Kondisi ini dipakai kedua negara dalam menyelesaikan masalah di antara keduanya. 

Malaysia dipandang respect dalam hubungan kedua negara. Namun dalam kurang lebih dua dekade belakangan ini, pemahaman Malaysia tentang Indonesia mengalami perubahan. Salah satu sebabnya adalah pandangan yang terbentuk karena bersinggungan dengan BMI/TKI, laporan2 media dan pernyataan para pemimpin Malaysia tentang pekerja Indonesia. Ini membentuk pemahaman bahwa Malaysia lebih maju, lebih berkembang, lebih stabil dan aman daripada Indonesia. asumsinya Malaysia lebih mampu mengelola sumber-sumber daripada Indonesia.
Hubungan Indonesia Malaysia sudah tidak harmonis ditingkat sebagian masyarakat Indonesia dipicu beberapa peristiwa seperti klaim Malaysia terhadap produk budaya dan karya Indonesia juga Malaysia yg memenangkan kedaulatan terhadap pulau Sipadan dan Ligitan dan klaim Malaysia terhadap wilayah laut blok Ambalat di Laut Sulawesi 
Dari kejadian2 itu semakin terlihat Malaysia adalah negara yang arogan, menginjak harkat wibawa Indonesia. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia tidak perlu  segan2 lagi melakukan konfrontasi seperti zaman  Bung Sukarno, sudah saatnya Malaysia diberi pelajaran dari kesemena menaan perlakuan kebijakan mereka. semakin kompleksnya hubungan Indonesia Malaysia akhir2 ini karena bertubi tubi kebiadaban di pertontonkan oknum2 kelembagaan negara Polisi Diraja Malaysia terhadap Buruh Migran Indonesia, beragam pula pola penistaan dilakukan Malaysia terhadap negeri ini baik itu pencaplokan batas wilayah, pengklaiman seni budaya, penembakan hingga pengkerdilan harkat kemanusiaan rakyat Indonesia melalui iklan diskon pekerja rumah tangga.asal Indonesia
Keterhinaan, melahirkan sakit di hati Rakyat Indonesia akan semua ini, suara2 tuntutan, hujatan, cacian mengalir ditujukan kepada Pemerintah untuk mengambil sikap tegas terhadap negara tentangga ini.

Namun Pemerintah tetaplah pemerintah yang hanya mampu memberikan argumen2 tentang hubungan diplomatik kedua negara. meyakinkan pada rakyat tentang tindakan  pemerintah yg memprotes tegas melalui nota diplomatiknya mengenai semua kekejian yg ada pemerintah  membendung kemarahan publik terhadap Malaysia karena takut kepentingan Malaysia di Indonesia akan terancam..
Sungguh miris....kekejian demi kekejian yang dialami Rakyat khususnya buruh migran Indonesia hanya disikapi dengan nota diplomatik yang tidak jelas bentuk penyelesaian hukumnya, sehingga hanya melahirkan kekejian2 dan arogansi2 berikutnya.
Nota kesepakatan (MOU) yang ditandatangani bersama di Bandung tahun 2011 tentang penempatan dan perlindungan Buruh Migran Indonesia ke Malaysia hanyalah lembar2 kertas tak berguna karena nihil implementasi.

Sadarkah pemerintah bahwa hati rakyat ini telah terluka, luka yang teramat sangat, ingin rasanya rakyat meluapkan luka amarah ini dengan peperangan, peperangan demi harkat martabat sebagai rakyat bangsa yg di hinakan oleh bangsa lain. 

Jakarta 11 November 2012

"LAWAN SEKARANG ATAU TERTINDAS SELAMANYA"

Nisma Abdullah
Ketua Umum SBMI

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.